Sabtu, 6 Februari 2010

...nur iman...

Bismillahirrahmanirrahim...

Alhamdulillah. Kita masih diberikan nikmat keimanan. Inilah nikmat terbesar yang wajib ada bagi insan bergelar khalifah agar terlaksananya tanggungjawab menegakkan syahadah di bumi Allah. Nikmat imanlah bukti tercurahnya rahmat Allah terus-terusan buat kita. Nikmat inilah juga yang beri kita keyakinan untuk tetap di jalan yang benar.

Malangnya, umat akhir zaman ini selalu mengabaikan nikmat terbesar ini.

Manifestasikan kesyukuran dengan memaksimakan puji-pujian kepada Rabb kita. Sedari mata terbuka sebelum terbitnya fajar, didiklah hati agar sentiasa bertasbih memuji Allah sehinggalah tertutup mata menikmati tidur dalam indahnya iman. Lafaz pujian kita bukan sekadar meriah di dalam solat bahkan juga di luar solat. Setiap nikmat yang terlihat di mata kasar atau mata hati, dahulukan dengan memuji kebesaran Allah.

Sayangnya, dek kerana kita sering memisahkan dunia dengan iman yang ada pada diri, sering saja kita tertipu. Kita tidak merasa indahnya beramal dengan ad-Deen.

"Iman adalah perkataan dan perbuatan, boleh bertambah dan boleh berkurang." [Imam Bukhari]

Imam Ahmad menjelaskan...

"Jika kita ingat Allah, memuji-Nya, bertasbih kepada-Nya, maka demikianlah bertambahnya. Dan jika kita lalai, melupakan-Nya, menyia-nyiakan-Nya, maka itulah berkurangnya" (Aqidatus-Salaf wa Ashabul-Hadis)


Sabda Nabi Muhammad s.a.w ...

"Sungguh menakjubkan sikap seorang MUKMIN itu. Segala keadaan dianggapnya baik & hal ini tidak akan terjadi kecuali bagi seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan ia bersyukur maka itu lebih baik baginya dan apabila ditimpa penderitaan ia bersabar maka itu lebih baik baginya."[H.R. Muslim].

Begitulah hebatnya seorang yang bergelar mukmin. Segala dugaan yang menimpanya ketika di dunia sedikitpun tidak membuatkannya dukacita. Kebergantungannya pada pertolongan Allah sangat tinggi. Dia tidak mudah kagum dengan kelebihan yang ada pada diri kerana dirinya sedar akan MAHA HEBATNYA ALLAH dan MAHA KERDILNYA DIRI SENDIRI.

"...Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". [Ibrahim:7]

Bagaimana kita hendak mensyukuri nikmat iman yang ada pada diri? Tidak lain...buktikan keimanan kita pada apa yang ada dalam hati, pada tutur bicara kita, pada gerakan panca indera kita, dan seluruh yang ada pada jiwa raga kita. Semuanya seharusnya berpaksikan anugerah iman yang Allah kurniakan.


Jadikan iman sebagai pemandu arah kita bermula dari seremeh-remeh perkara sehingga sebesar-besar perkara. Syukur dengan keimanan juga harus bersandarkan dengan ilmu, tidak boleh secara membuta tuli.

"Barangsiapa menempuh perjalanan untuk menuntut ilmu, nescaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Syurga. Sesungguhnya pada malaikat benar-benar akan membentangkan sayap-sayapnya bagi penuntut ilmu sebagai bentuk keredhaan terhadap apa yang mereka lakukan. Sesungguhnya orang berilmu akan dimohonkan ampunan oleh seluruh makhluk yang ada di langit dan di bumi, hingga ikan-ikan pun turut beristighfar untuknya. Keutamaan orang berilmu atas ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan purnama atas seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar atau dirham, namun hanya mewariskan ilmu. Maka barangsiapa yang mengambilnya bererti telah mengambil bahagian yang banyak." [HR. Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban - Hadith Sahih]

Keindahan menikmati iman bukanlah milik "sdn. bhd." tetapi perlu dikongsi. Tiada guna kita menikmati iman yang ada pada diri sendirian sedang insan di sekeliling kita masih jauh dari nikmat iman. Bantulah insan lain untuk turut berada dalam iman dan seterusnya sama-sama merasa indahnya berada dalam iman.

Wassalam...

.:OPEN Our HEART, REFRESH Our NIYYAH:.

Tiada ulasan: